Untuk "Pencipta" filosofisku, simbol,tanda dan makna terliputi dalam wilayahMu.

Sabtu, 06 April 2019

Joged ala Gustav Jung (Bawah Sadar Massa dan Ketidaksadaran kolektif)



Dahulu kala musik merupakan sebuah instrument spiritual yang berfungsi untuk melakukan pemujaan kepada ruh yang lebih tinggi

Dangdut Koplo, merupakan sebuah jenis musik yang menguasai jagat permusikan nasional, jenis musik ini sering pula disebut  musik “predator”, hal ini dikarenakan kekuatannya dalam beradaptasi dengan zaman, ketika aliran musik musik lain dipukul mundur oleh arus zaman, maka jenis musik ini cenderung mampu untuk tetap eksis. Ada beberapa analisa tentang konsisten nya musik ini di industri musik nasional, Pertama  musik ini seperti orang sering bilang, disebut dengan musik predator, hal ini dikarenakan kemampuan imitasi musik ini sangatlah luar biasa, segala jenis musik ketika dihadapkan dengan dangdut koplo maka dengan sendirinya akan diadaptasi secara lebih baik.


Hal ini dimungkinkan karena aransemen musik ini sangatlah elastis guna mengakomodasi berbagi jenis imitasi musik-musik yang lain. Kedua, musik ini berkaitan dengan budaya massa, budaya massa disini lebih ditekan kan karena jenis musik ini memiliki alat pendukung berupa tarian yang familier, sehingga lebih mudah menarik minat masyarakat, instrumrnt tarian ala koplo ini merupakan pemicu utama terhadap minat masyarakat terhadap musik ini, meskipun tarian dipicu oleh ketukan nada yang mana nada tersebut merupakan keunikan tersendiri dalam jenis musik ini, akan tetapi fenomena tarian koplo ini merupakan daya tarik tersendiri.
Dangdut Koplo adalah sebuah musik anak tiri dari masyarakat indonesia

Makna dari sebuah tarian (Joged)
Tarian atau Joged dalam tradisi permusikan dangdut koplo, seperti yang disebutkan diatas merupakan instrument kuat guna menarik minat massa, ada keunikan tersendiri dalam memahami joget ala koplo, keunikan tersebut didasari oleh tiadanya aturan atau jenis gerakan yang baku dalam pelaksanaan teknis dari joged tersebut. Joget disini diidentikkan dengan asosiasi bebas, yang bersifat instingtif, tanpa aturan ataupun protokoler baku yang mengikat, berbeda jauh dengan jenis tarian tradisional yng memiliki aturan aturan tertentu, ataupun dengan tarian modern yang sering disebut dengan istilah dance.
Joged dalam tradisi koplo lebih dikesankan tentang pembebasan insting, pengeluaran segala jenis kreativitas diri yang terpendam, sehingga yang kita amati ketika melihat konser koplo, maka akan terlihat berbagai gerakan gerakan yng tak beraturan, yang tentu tingkat gerakannya menyesuaikan dengan tempo ketukan musik tersebut. Inilah yang saya sebut dengan pesta bebas, mioment pelampiasan segala hal, tanpa takut untuk bertabrakan dengan aturan aturan tarian tersebut.
Hal ini menarik, jika disinggung tentang tarian sebagai ajang pembebasan diri, yang menjadi pertanyaan ialah, apa yang sedang dibebaskan? Dan darimana asal hal- hal yang dibebaskan tersebut?, jawabannya seharusnya bisa kita lihat di teori psikoanalisa.

Istilah ketidaksadaran kolektif ini diciptakan oleh psikolog ternama, Carl Jung. Dia menyatakan bahwa selain pikiran bawah sadar seorang individu, ada ketidaksadaran umum yang hadir dalam diri kita semua, semua umat manusia.



Struktur Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia

Pikiran Sadar
Pikiran terdiri dari dua bagian : pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar adalah proses mental yang bisa kita kendalikan secara sengaja. Jung juga menjelaskannya sebagai ego. Ini adalah bagian dari pikiran yang kita sadari. Ketika kita bertindak pada situasi tertentu atau mengalami perasaan tertentu, kita menyadari apa yang terjadi di dalam pikiran kita, yaitu, kita sadar melakukan atau merasakan sesuatu. Ini adalah keadaan pikiran yang mempengaruhi kita sebagian besar waktu, dimana kita berpikir, merasa, dsb.

Pikiran Bawah Sadar
Setelah pikiran sadar, ada pikiran yang berfungsi secara otomatis dan sulit untuk dikendalikan secara sengaja, yaitu – pikiran bawah sadar. Ini bagian dari pikiran yang menyimpan kenangan, kebiasaan, perasaan, ingatan jangka panjang, persepsi, kepribadian, intuisi, kreativitas, dan keyakinan. Sebagian besar keputusan yang kita buat, semua bergantung pada pikiran bawah sadar kita, tapi kita tidak pernah menyadari hal itu. Ini mengatur apa yang kita pikirkan dan lakukan, misalnya, mengambil keputusan besar untuk memilih jika dihadapkan banyak pilihan, jalur karir yang harus diambil, keputusan menikah, dll. Semuanya dipandu oleh pikiran bawah sadar kita.
Dan dalam kasus ini yang coba untuk dibebaskan oleh massa ketika sedang melakukan tarian atau joged adalah pikiran bawah sadar mereka, pikiran atau alam bawah sadar ini tersimpan dan mengendap sekian lama dalam diri manusia dan menunggu adanya saluran untuk dibebaskan dan mengungkapkan diri dalam kenyataan, jenis jenis gerakan tak beraturan dan tak sistematis yang dilakukan oleh tarian koplo, menunjukkan adanya luapan pikiran bawah sadar secara bebas dan acak. Dalam kasusu lain memang terdapat berbagai jenis tarian di dalam dimensi aliran musik lain, akan tetapi jenis musik koplo ini adalah saluran yang paling efektif untuk menyalurkan ekspreasi pikiran bawah sadar.

Ketidaksadaran Kolektif Massa
Dalam konteks joged masal yang terdapat pada sebuah konser koplo, fokus analisa tentu bukan hanya tertuju pada gerakan per individu, akan tetapi sebuah fenomena kolektif masa yang melakukan gerakan secara acak adalah daya tarik yang lain, ketika massa melakukan gerakan joged secara kolektif, tiap individu tentu mengalami proses ketidaksadaran atau memanifestasinya alam bawah sadar dalam gerakan-gerakan mereka dan lebih unjik lagi gerakan yang bersifat instingtif tersebut cenderung menampilkan pola gerakan silat/beladiri, fenomena ini bagi Karl Gustav Jung sering disebut dengan istilah ketidak sadaran kolektif.
Ketidaksadaran kolektif adalah sistem kepercayaan umum bahwa setiap manusia mewarisi ingatan-ingatan laten dari generasi masa lalu, leluhur pramanusiawi, atau nenek moyangnya. Beberapa ingatan psikik ini sudah tertanam sebagai pengalaman-pengalaman berulang dalam pikiran kita jauh sebelum kita mulai belajar memahami kehidupan.
Ketidaksadaran kolektif, sebagai kata benda, didefinisikan sebagai -. “Bagian dari pikiran bawah sadar yang menggabungkan pola ingatan, naluri, dan pengalaman semua umat manusia dimana pola ini diwariskan. Dapat disusun menjadi arkhetipe, dan efeknya dapat diamati melalui mimpi, perilaku mereka, dll”
Istilah ketidaksadaran kolektif ini diciptakan oleh psikolog ternama, Carl Jung. Dia menyatakan bahwa selain pikiran bawah sadar seorang individu, ada ketidaksadaran umum yang hadir dalam diri kita semua, semua umat manusia. Dia mengatakan bahwa kita semua dilahirkan dengan seperangkat keyakinan yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Ketidaksadaran ini tidak terbentuk karena pengalaman hidup kita saat ini, tetapi memang sudah ada dari awal evolusi kehidupan

yang tampak dalam arena konser koplo dalam bentuk tarian penonton, merupakan gerakan gerakan pencak silat yang berasal dari alam bawah sadar individu dan tentu bagi Jung hal ini merupakan warisan dari DNA leluhur yang aktif ketika mendengar musik dangdut koplo


Joget ala bela diri
Diantara sekian banyak gerakan yang beragam dalam arena konser, tentu terdapat beberapa gerakan yang memiliki kemiripan satu antara lain, diantara gerakan tersebut yang paling menonjol ialah gerakan joget ala silat/ bela diri. Seperti yang telah dijelaskan diatas, ketidaksadaran kolektif diwariskan secara turun temurun dari leluhur, dan terpendam didalam diri dari setiap individu, adapun pencak silat sendiri merupakan suatu tradisi dari leluhur bangsa ini, dan merupakan sebuah sistem gerakan yang kompleks yang berfungsi untuk mempertahankan diri, jika memang Jung benar, bahwasanya ketidaksadaran kolektif didapat oleh individu dari warisan leluhur, maka tak dapat dipungkiri, yang tampak dalam arena konser koplo dalam bentuk tarian penonton, merupakan gerakan gerakan pencak silat yang berasal dari alam bawah sadar individu dan tentu bagi Jung hal ini merupakan warisan dari DNA leluhur yang aktif ketika mendengar musik dangdut koplo

Menanti Apresiasi
Dangdut Koplo adalah sebuah musik anak tiri dari masyarakat indonesia, dimana ia sangat dekat berada dalam kehidupan masyarakat, akan tetapi tak pernah mendapat pengakuan ataupun apresiasi yang tinggi dari negara ataupun masyarakat, sampai saat ini, jenis musik ini merupakan jenis musik kasta rendah, entah atas dasar apa, namun yang jelas masyarakat cenderung kurang menghargai jenis musik ini dibandingkan dengan musik musik yang lain.
Akan tetapi sebagai sebuah wadah pengekspresian diri dan pelestarian tradisi budaya, musik ini sangatlah luar biasa dalam penggunaannya, koplo adalh satu satunya jenis musik modern yang mampu melebur dengan alat-alat musik tradisional, dan irama jaranan, kedangkempul dll. mampu diakomodasi dengan baik oleh musik ini, Seyogyanya sudah selayaknya musik ini mendapatkan apresiasi di tempat yang semestinya, melihat tingkat peranan yang luas terutama dalam berbagai acara acara sosial dan juga dalam hal pelestarian budaya. Mungkin sudah saatnya masyarakat Indonesia dengan bangga mengakui musik dangdut koplo sebagai simbol musik bangsa.

2 komentar: