Dahulu kala musik merupakan sebuah instrument spiritual yang berfungsi untuk melakukan pemujaan kepada ruh yang lebih tinggi
Dangdut Koplo,
merupakan sebuah jenis musik yang menguasai jagat permusikan nasional, jenis
musik ini sering pula disebut musik
“predator”, hal ini dikarenakan kekuatannya dalam beradaptasi dengan zaman,
ketika aliran musik musik lain dipukul mundur oleh arus zaman, maka jenis musik
ini cenderung mampu untuk tetap eksis. Ada beberapa analisa tentang konsisten
nya musik ini di industri musik nasional, Pertama musik ini seperti orang sering bilang,
disebut dengan musik predator, hal ini dikarenakan kemampuan imitasi musik ini
sangatlah luar biasa, segala jenis musik ketika dihadapkan dengan dangdut koplo
maka dengan sendirinya akan diadaptasi secara lebih baik.
Hal ini dimungkinkan
karena aransemen musik ini sangatlah elastis guna mengakomodasi berbagi jenis
imitasi musik-musik yang lain. Kedua, musik ini berkaitan dengan budaya
massa, budaya massa disini lebih ditekan kan karena jenis musik ini memiliki
alat pendukung berupa tarian yang familier, sehingga lebih mudah menarik minat
masyarakat, instrumrnt tarian ala koplo ini merupakan pemicu utama terhadap
minat masyarakat terhadap musik ini, meskipun tarian dipicu oleh ketukan nada
yang mana nada tersebut merupakan keunikan tersendiri dalam jenis musik ini,
akan tetapi fenomena tarian koplo ini merupakan daya tarik tersendiri.
Dangdut Koplo adalah sebuah musik anak tiri dari masyarakat indonesia
Makna dari sebuah
tarian (Joged)
Tarian atau Joged
dalam tradisi permusikan dangdut koplo, seperti yang disebutkan diatas
merupakan instrument kuat guna menarik minat massa, ada keunikan tersendiri
dalam memahami joget ala koplo, keunikan tersebut didasari oleh tiadanya aturan
atau jenis gerakan yang baku dalam pelaksanaan teknis dari joged tersebut.
Joget disini diidentikkan dengan asosiasi bebas, yang bersifat instingtif,
tanpa aturan ataupun protokoler baku yang mengikat, berbeda jauh dengan jenis
tarian tradisional yng memiliki aturan aturan tertentu, ataupun dengan tarian
modern yang sering disebut dengan istilah dance.
Joged dalam tradisi
koplo lebih dikesankan tentang pembebasan insting, pengeluaran segala jenis
kreativitas diri yang terpendam, sehingga yang kita amati ketika melihat konser
koplo, maka akan terlihat berbagai gerakan gerakan yng tak beraturan, yang
tentu tingkat gerakannya menyesuaikan dengan tempo ketukan musik tersebut.
Inilah yang saya sebut dengan pesta bebas, mioment pelampiasan segala hal,
tanpa takut untuk bertabrakan dengan aturan aturan tarian tersebut.
Hal ini menarik, jika
disinggung tentang tarian sebagai ajang pembebasan diri, yang menjadi
pertanyaan ialah, apa yang sedang dibebaskan? Dan darimana asal hal- hal yang
dibebaskan tersebut?, jawabannya seharusnya bisa kita lihat di teori
psikoanalisa.
Istilah ketidaksadaran kolektif ini diciptakan oleh psikolog ternama, Carl Jung. Dia menyatakan bahwa selain pikiran bawah sadar seorang individu, ada ketidaksadaran umum yang hadir dalam diri kita semua, semua umat manusia.
Struktur Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Pikiran Sadar
Pikiran terdiri dari
dua bagian : pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar adalah proses
mental yang bisa kita kendalikan secara sengaja. Jung juga menjelaskannya
sebagai ego. Ini adalah bagian dari pikiran yang kita sadari. Ketika kita
bertindak pada situasi tertentu atau mengalami perasaan tertentu, kita
menyadari apa yang terjadi di dalam pikiran kita, yaitu, kita sadar melakukan
atau merasakan sesuatu. Ini adalah keadaan pikiran yang mempengaruhi kita
sebagian besar waktu, dimana kita berpikir, merasa, dsb.
Pikiran Bawah
Sadar
Setelah pikiran
sadar, ada pikiran yang berfungsi secara otomatis dan sulit untuk dikendalikan secara
sengaja, yaitu – pikiran bawah sadar. Ini bagian dari pikiran yang menyimpan
kenangan, kebiasaan, perasaan, ingatan jangka panjang, persepsi, kepribadian,
intuisi, kreativitas, dan keyakinan. Sebagian besar keputusan yang kita buat,
semua bergantung pada pikiran bawah sadar kita, tapi kita tidak pernah
menyadari hal itu. Ini mengatur apa yang kita pikirkan dan lakukan, misalnya,
mengambil keputusan besar untuk memilih jika dihadapkan banyak pilihan, jalur
karir yang harus diambil, keputusan menikah, dll. Semuanya dipandu oleh pikiran
bawah sadar kita.
Dan dalam kasus ini
yang coba untuk dibebaskan oleh massa ketika sedang melakukan tarian atau
joged adalah pikiran bawah sadar mereka, pikiran atau alam bawah sadar ini
tersimpan dan mengendap sekian lama dalam diri manusia dan menunggu adanya
saluran untuk dibebaskan dan mengungkapkan diri dalam kenyataan, jenis jenis
gerakan tak beraturan dan tak sistematis yang dilakukan oleh tarian koplo,
menunjukkan adanya luapan pikiran bawah sadar secara bebas dan acak. Dalam
kasusu lain memang terdapat berbagai jenis tarian di dalam dimensi aliran musik
lain, akan tetapi jenis musik koplo ini adalah saluran yang paling efektif
untuk menyalurkan ekspreasi pikiran bawah sadar.
Ketidaksadaran Kolektif Massa
Dalam konteks joged
masal yang terdapat pada sebuah konser koplo, fokus analisa tentu bukan hanya
tertuju pada gerakan per individu, akan tetapi sebuah fenomena kolektif masa
yang melakukan gerakan secara acak adalah daya tarik yang lain, ketika massa
melakukan gerakan joged secara kolektif, tiap individu tentu mengalami proses
ketidaksadaran atau memanifestasinya alam bawah sadar dalam gerakan-gerakan
mereka dan lebih unjik lagi gerakan yang bersifat instingtif tersebut cenderung
menampilkan pola gerakan silat/beladiri, fenomena ini bagi Karl Gustav Jung
sering disebut dengan istilah ketidak sadaran kolektif.
Ketidaksadaran
kolektif adalah sistem kepercayaan umum bahwa setiap manusia mewarisi
ingatan-ingatan laten dari generasi masa lalu, leluhur pramanusiawi, atau nenek
moyangnya. Beberapa ingatan psikik ini sudah tertanam sebagai
pengalaman-pengalaman berulang dalam pikiran kita jauh sebelum kita mulai
belajar memahami kehidupan.
Ketidaksadaran
kolektif, sebagai kata benda, didefinisikan sebagai -. “Bagian dari pikiran
bawah sadar yang menggabungkan pola ingatan, naluri, dan pengalaman semua umat
manusia dimana pola ini diwariskan. Dapat disusun menjadi arkhetipe, dan
efeknya dapat diamati melalui mimpi, perilaku mereka, dll”
Istilah
ketidaksadaran kolektif ini diciptakan oleh psikolog ternama, Carl Jung. Dia
menyatakan bahwa selain pikiran bawah sadar seorang individu, ada
ketidaksadaran umum yang hadir dalam diri kita semua, semua umat manusia. Dia
mengatakan bahwa kita semua dilahirkan dengan seperangkat keyakinan yang
diwariskan dari generasi sebelumnya. Ketidaksadaran ini tidak terbentuk karena
pengalaman hidup kita saat ini, tetapi memang sudah ada dari awal evolusi
kehidupan
yang tampak dalam arena konser koplo dalam bentuk tarian penonton, merupakan gerakan gerakan pencak silat yang berasal dari alam bawah sadar individu dan tentu bagi Jung hal ini merupakan warisan dari DNA leluhur yang aktif ketika mendengar musik dangdut koplo
Joget ala bela
diri
Diantara sekian
banyak gerakan yang beragam dalam arena konser, tentu terdapat beberapa gerakan
yang memiliki kemiripan satu antara lain, diantara gerakan tersebut yang paling
menonjol ialah gerakan joget ala silat/ bela diri. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, ketidaksadaran kolektif diwariskan secara turun temurun dari
leluhur, dan terpendam didalam diri dari setiap individu, adapun pencak silat
sendiri merupakan suatu tradisi dari leluhur bangsa ini, dan merupakan sebuah
sistem gerakan yang kompleks yang berfungsi untuk mempertahankan diri, jika
memang Jung benar, bahwasanya ketidaksadaran kolektif didapat oleh individu
dari warisan leluhur, maka tak dapat dipungkiri, yang tampak dalam arena konser
koplo dalam bentuk tarian penonton, merupakan gerakan gerakan pencak silat yang
berasal dari alam bawah sadar individu dan tentu bagi Jung hal ini merupakan
warisan dari DNA leluhur yang aktif ketika mendengar musik dangdut koplo
Menanti Apresiasi
Dangdut Koplo adalah
sebuah musik anak tiri dari masyarakat indonesia, dimana ia sangat dekat berada
dalam kehidupan masyarakat, akan tetapi tak pernah mendapat pengakuan ataupun
apresiasi yang tinggi dari negara ataupun masyarakat, sampai saat ini, jenis musik ini
merupakan jenis musik kasta rendah, entah atas dasar apa, namun yang jelas
masyarakat cenderung kurang menghargai jenis musik ini dibandingkan dengan
musik musik yang lain.
Akan tetapi sebagai
sebuah wadah pengekspresian diri dan pelestarian tradisi budaya, musik ini
sangatlah luar biasa dalam penggunaannya, koplo adalh satu satunya jenis musik
modern yang mampu melebur dengan alat-alat musik tradisional, dan irama
jaranan, kedangkempul dll. mampu diakomodasi dengan baik oleh musik ini,
Seyogyanya sudah selayaknya musik ini mendapatkan apresiasi di tempat yang
semestinya, melihat tingkat peranan yang luas terutama dalam berbagai acara
acara sosial dan juga dalam hal pelestarian budaya. Mungkin sudah saatnya masyarakat Indonesia dengan bangga mengakui musik dangdut koplo sebagai simbol
musik bangsa.
Mantup melegenda..,
BalasHapusSemangat dek proff
BalasHapus