Ada Sebuah dialog terjadi antara saya dengan teman saya lewat pesan elektronik , Sengaja saya memperumit kalimat dengat maksud untuk mengetahui bagaimana pandangan dia tentang suatu permasalahan yang sedang kami bahas (hehe),, Ada sebuah kalimat yang begitu menarik dari teman saya ketika dia bilang “Yang menyebabkan aku menangis kepada Tuhanku dikarenakan seringnya aku lupa akan nikmat Tuhan dan seringnya aku lupa akan perbuatan salah” sepontan akupun bertanya “Dengan fitrah kita sebagai insan yag selalu lupa dan salah, Masih perlukah kita menyesali hal yang sudah ditakdirkan untuk kita??”. Maka dia pun menjawab “Masih, Dari pada kita tak mengingat Tuhan kita sama sekali, seakan kita tak bertuhan lagi”, lalu akupun bertanya “ mengapa harus mengingat yang membuat kita menjadi mahluk bertuhan??? Dan apakah arti mengingat itu??” Itulah hal yang ingin saya analisis saat ini, dikarenakan teman saya tidak menjawab,Maka saya harus menganalisa sendiri guna memuaskan pertanyaan saya sendiri (hahaha)..
Ok,,mari kita mulai, Mengingat atau Dzikir adalah sesuatu yang menarik, Coba kita bayangkan, hampir dalam setiap kegiatan ibadah kita rata-rata orientasinya adalah untuk dzkir/ mengingat kepada Tuhan kita, niat adalah bentuk perwujudan dari konsep dzikir ini dimana setiap gerak ibadah kita, sebelum kita memulai,Selalu kita niatkan untuk Tuhan kita, Hal inilah yang merupakan perwujudan dari mengingat akan nisbat yang sejati dalam setiap gerak kita yaitu lillahi ta’ala…
Ok,,mari kita mulai, Mengingat atau Dzikir adalah sesuatu yang menarik, Coba kita bayangkan, hampir dalam setiap kegiatan ibadah kita rata-rata orientasinya adalah untuk dzkir/ mengingat kepada Tuhan kita, niat adalah bentuk perwujudan dari konsep dzikir ini dimana setiap gerak ibadah kita, sebelum kita memulai,Selalu kita niatkan untuk Tuhan kita, Hal inilah yang merupakan perwujudan dari mengingat akan nisbat yang sejati dalam setiap gerak kita yaitu lillahi ta’ala…
Hal yang menarik lagi sebenarnya, Apakah mengingat itu???, Melihat perannya yang begitu sentral dalam ibadah kita. Setidaknya inilah menurut saya, Dzkir atau mengingat menurut saya merupakan suatu fondasi dasar dari sikap ubudiyah (Kehambaan) kita, Dzikir berarti melepaskan diri dari kelalaian, memfokuskan diri dan menghadirkan diri (hudhur), dengan dzikir maka akan terjadi suatu pemfokusan pada suatu objek sehingga menyebabkan hal-hal lain diluar objek itu menjadi background, Jika kita kaji lagi, Dzikir merupakan bentuk ibadah yang paling sederhana, Dimana Dzikir bisa kita lakukan dalam berbagai keaadaan, Mulai kita sholat sampai kita berbaring, Bahkan inti dari kkhusukan kita saat sholat adalah dzikir yaitu memfokuskan ingatan kepada tuhan kita, Dzikir bukanlah merupakan tindakan lisan saja tetapi dzikir yang sejati melibatkan kondisi hati kita, “Tidaklah nyata dzikir tanpa suatu penyaksian (Syuhud) dan perenungan (fikr)” begitulah tutur Ibn Athaillah dalam kitab Al Hikam nya.
Dari Tutur Ibn Athaillah diatas dapat kita sadari bahwa dzikir merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi hati dan akal kita, karena bagaimana pun juga penyaksian (Syuhud) dalam masalah ketuhana adalah hal yang hanya dapat dilakukan oleh hati sedangkan perenungan atau (fikr) adalah bagian dari akal, Jika sudah jelas hubungan antara mengingat dan akal karena dengan mengingat maka akan mencipatakan suatu perenungan-perenugan dalam akal kita, yang tentunya merupakan perenungan-perenugan ketuhanan, Maka marilah kita mengkaji tentang hubungan mengingat dengan hati..
Di dalam hati kita ini banyak terdapat berbagai kondisi yang berlalu-lalang dan seakan cepat berlalu, Jika kita ingin menghitung kecepatan bolak-baliknya kondisi hati kita dalam satu hari saja, Maka saya yakin tak mungkinlah kita dapat melakukannya, Salah satu kondisi yang sering muncul dalam hati kita adalah Cinta, Cinta jika kita pandang dari segi Tasawuf merupakan suatu maqom ( tingkatan) dan Maqom ini adalah sesuatu yang terjadi akibat Al-Hal (Keadaan) yang berlangsung secara istiqomah (terus menerus), jadi Cinta ini bisa timbul diakibatkan oleh datangnya keadaan-keadaan yang berlangsung secara langgeng. Lalu apa hubungan antara Cinta dan Mengingat???
Jika kita ambil contoh bagaimana seorang Pemuda yang tengah dilanda gelombang Cinta, apa yang ada di fikiran Sang Pemuda adalah Wanita yang dia cintai, Saya kira hal ini sudah jelas dimana dengan mengingat-ingat seseorang secara Kontinue maka akan ikut mempengaruhi kondisi hati kita, dalam sebuah Hadist “Al istiqomah ainal Karomah” sebuah kontinuenitas akan menimbulkan suatu karomah, karomah disini merupakan hasil dari kontinuenitas tersebut dan dalam hal ini hasil dari mengingat secara kontinue adalah cinta itu sendiri, Sebenarnya jika saya teliti lebih jauh antara cinta dan mengingat ini memiliki hubungan yang bersifat timbal balik dimana mengingat bisa menghasilkan cinta dan cinta juga bisa menghasilkan mengingat,, kita ambil contoh dalam pembacaan Sholawat atau Maulid, dimana hanya dengan membaca dan menyebut-nyebut nama Rasul kita maka akan menimbulkan suatu gairah dan kerinduan pada Rasul kita, Hal ini mungkin bisa terjadi disebabkan sinkronnya hubungan antara indra fisik,akal,kemudian kondisi hati kita sehingga terciptalah cinta yang menyebabkan kerinduan diakibatkan oleh lantunan syair-syair sholawat itu sendiri,,
Kembali ke teman saya yang menyebutkan bahwa syarat menjadi Manusia berTuhan adalah dengan mengingat (dzikir), saya kira hal itu memang benar adanya, dengan mengingat tentunya akan menyebabkan cinta dan cinta akan menghasilkan suatu sikap-sikap tertentu , maka dari itu tak mengherankan jika dzkir adalah suatu inti dari ibadah, Karena bagai manapun juga Kecintaan kepada Tuhan adalah salah satu puncak dari ibadah, Dimana dengan kecintaan itu bisa terwujud sikap keihlasan,kesabaran,kerinduan, kasih dan sayang. Inilah mengapa para Kekasih Tuhan tak pernah mengharapkan surga dalam setiap ibadah mereka dan tak pernah menakutkan neraka dalam hidup mereka,Hal ini dikarenakan kehidupan mereka sudah sepenuhnya mereka persembahkan untuk penguasa langit dan bumi, Sehingga keikhlasan dalam ibadah menurut mereka tak memerlukan imbalan atau hukuman karena mereka tak membutuhkan apapun kecuali apa yang mereka cintai,yaitu Tuhan mereka, Menurut saya inilah suatu perwujudan dari sikap Sang hamba sejati,
Mereka para Hamba sejati bisa disebut dengan Pecinta sejati ,, Mereka Para Pecinta Sejati selalu melakukan apapun untuk menyenangkan kekasihnya,Tak peduli walaupun kepenatan dan kesakitan harus singgah pada jiwa dan raga mereka, "But this is Love man", dari sinilah dapat kita tarik kesimpulan bahwa cinta dapat menghasilkan Sikap Kesabaran. Para pecinta seakan tak memperdulikan efek samping dari apa yang mereka perbuat hal ini tercermin dari ibadah mereka yang menurut orang awam seperti kita cendrung berlebihan, tetapi sekali lagi, "This is love man" tak ada ukuran batas dalam cinta, cinta tak pernah memperdulikan orang lain atau diri sendiri,cinta hanya memperdulikan Sang kekasih,,
Mereka para Hamba sejati bisa disebut dengan Pecinta sejati ,, Mereka Para Pecinta Sejati selalu melakukan apapun untuk menyenangkan kekasihnya,Tak peduli walaupun kepenatan dan kesakitan harus singgah pada jiwa dan raga mereka, "But this is Love man", dari sinilah dapat kita tarik kesimpulan bahwa cinta dapat menghasilkan Sikap Kesabaran. Para pecinta seakan tak memperdulikan efek samping dari apa yang mereka perbuat hal ini tercermin dari ibadah mereka yang menurut orang awam seperti kita cendrung berlebihan, tetapi sekali lagi, "This is love man" tak ada ukuran batas dalam cinta, cinta tak pernah memperdulikan orang lain atau diri sendiri,cinta hanya memperdulikan Sang kekasih,,
Dan dari cinta jugalah akan timbul Kerinduan, bisa kita perhatikan dari kondisi para pecinta yang cenderung kacau menurut kita,bagai mana saat malam mereka tak pernah tidur hanya untuk sekedar bermunajat dengan kekasih, bagaimana akal mereka hampir gila karena terus menerus memikirkan kekasih abadi mereka yang tak terbatas dan bagaimana tubuh mereka yang kurus karena terus menerus menahan nafsu dan syahwat mereka untuk kekasih mereka,” And Once Again This is love man” cinta harus bersedia menanggung penderitaan yang disebabkan kerinduan pada Sang kekasih,, Lalu dengan kecintaan pulalah yang membuat seorang hamba bersikap penuh kasih dan sayang terhadap sesama, Karena bagaimanapun tak pernah ada seorang pecinta yang membenci karya cipta sang kekasih, dan dimata pecinta karya dari sang kekasih adalah yang terbaik dari yang terbaik.. Inilah menurut saya Sikap dan Amal-amal yang mungkin bisa ditimbulkan dari cinta..
Hmmmm… Setelah saya menganalisa secara panjang lebar mungkin inilah saatnya saya tuk menyadari bahwa apa yang diungkapkan oleh teman saya mungkin adalah suatu kebenaran, Karena bagaimana seorang bisa mengaku berTuhan tanpa Amal Ibadah???, lalu bagaimana seorang bisa beramal ibadah tanpa Sikap yang baik??? dan bagaimana Sikap yang baik dapat tumbuh tanpa Cinta??? lalu bagaimana cinta dapat hidup tanpa Mengingat?????
(Setidaknya inillah menurut saya,Mohon maaf bila terdapat banyak kekurangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar