Ketika rembulan emas tenggelam di cakrawala
angin mati dan laut pun terdiam
Hening di sekeliling bumi, sunyi sepi mencekam
menunggu keputusan sakral, arif dan bijaksana
Yang tak habis aku mengerti
jeritan kami tak bersuara
Ditelan gemuruh gundah gulana
Mungkin lewat nyanyian akan dapat menyusup
menguak jendela hatiMu
Dan Kau dengar rintihan kami
Kau dengar jeritan kami
jerit hati kami..
Tuhan, semua terserah titahMu
Merah hitam tanah kami, pucat pasi wajah bumi
hm. tolong arahkan mata pedang
Mereka-mereka yang memimpin
percaturan dunia, pergolakan dunia
Tuhan, semua terserah titahMu
Merah hitam tanah kami, pucat pasi wajah bumi
hm. tolong, arahkan mata pedang
Mereka-mereka yang memimpin
percaturan dunia, pergolakan dunia
Tuhan, tolonglah
karena hanya Engkau yang dapat mendengar
jerit hati kami
Tuhan, tolonglah
karena hanya Engkau yang dapat mendengar
angin mati dan laut pun terdiam
Hening di sekeliling bumi, sunyi sepi mencekam
menunggu keputusan sakral, arif dan bijaksana
Yang tak habis aku mengerti
jeritan kami tak bersuara
Ditelan gemuruh gundah gulana
Mungkin lewat nyanyian akan dapat menyusup
menguak jendela hatiMu
Dan Kau dengar rintihan kami
Kau dengar jeritan kami
jerit hati kami..
Tuhan, semua terserah titahMu
Merah hitam tanah kami, pucat pasi wajah bumi
hm. tolong arahkan mata pedang
Mereka-mereka yang memimpin
percaturan dunia, pergolakan dunia
Tuhan, semua terserah titahMu
Merah hitam tanah kami, pucat pasi wajah bumi
hm. tolong, arahkan mata pedang
Mereka-mereka yang memimpin
percaturan dunia, pergolakan dunia
Tuhan, tolonglah
karena hanya Engkau yang dapat mendengar
jerit hati kami
Tuhan, tolonglah
karena hanya Engkau yang dapat mendengar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar