Materialisme adalah sebuah paham yang begitu
populer di tengah kehidupan manusia, Pertumbuhan laju ekonomi yang semakin
deras merupakan jasa dari materialisme yang telah berhasil menanamkan
pengaruhya dalam dalam alam fikiran manusia, Produksi yang di imbangi oleh
permintaan barang dan jasa yang besar menjadi penopang bagi mengalirnya
masyarakat industri. Meski sering dianggap negatif akan tetapi tak bisa kita
pungkiri bahwa materialisme memiliki andil yang begitu besar dalam sejarah
peradaban umat manusia, Adalah Epikurus (341-270 S.M) yang mengawali lahirnya
paham tersebut, menurut Epikurus realitas pokok tersusun atas subtansi yang
dinamakan materi, sehingga tidak ada apapun dalam realitas melainkan materi,
oleh karena itu ajaran etik tentang paham ini hanya memntingkan mencari
kebahagiaan yang bersifat fisik saja. Sebelum Epicurus sudah ada seorang filsuf
yang juga memberikan gagasan pembentuk dari paham materialisme ini, yakni
Thales.
Thales menganggap setiap unsur dari kehidupan
berasal dari air, dan juga ada Demokretos (450-360 S.M) yang menganggap bahwa
dunia tersusun dari atom yang tidak bisa dibagi lagi dan tak dapat dipisahkan
lagi, semua memiliki kualitas yang sama hanya berbeda dalam bentuk, ukuran dan
letak tempatnya.
Hasil dari pandangan tersebut membuat segala
proses kehidupan manusi merupakan suatu proses mekanik, rasa keadilan, cinta
dan kasih sayang dapat dijelaskan layaknya mesin-mesin yang sedang bekerja,
tiap persoalan adalah benda itu kemudian menjadi hal yang primer yang dalam
perkembangannya mendasari perkembangan dari paham meterialisme. Pandangan yang
mengunggkapkan bahwa hakikat manusia adalah benda memiliki pengaruh yang besar
pada kisaran abad 18 sampa 19, Feuerbach (1804-1872) menempatkan manusia sebagai hal konkret dan
bukan merupan perkembangan dari ide semata, titik tolak pandangan Feuerbach ini
terletak dalam pengamatan manusia secara fisik yang mengesampingkan berbagai
macam abstraksi-abstraksi metafisis, jiwa adalah hasil dari cetusan jasmani,
pengalaman ruhani adalah merupakan hasil dari proses kejadia organik dalam
otak, sehingga pengalaman tersebut masih tetap kongkret dikarenakan subtansinya
terletak dalam otak sebagai benda. Feuerbach tidak mengakui adanya tuhan,
baginya tuhan merupakan suatu proses yang dapat dijelaskan dalam psikologi
manusia, yaitu adanya ketakutan manusia akan ancaman dan bahaya dalam hidup
sehingga manusia memerlukan tempat untuk berlindung, maka dari sinilah manusia
memunculkan tuhan dalam fikirannya. Jadi menurut Feuerbach tuhan merupakan
simbol ketidak berdayaan manusia dalam mengatasi alam dan kehidupannya.
Setelah Feuerbach maka muncullah Karl Marx (1818-1883) yang mengkritisi gagasan dari
Feuerbach tentang materialism kontemplatif yang dianggap tidak cukup dalam
menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, ibutuhkan suatu konsep materialisme
yang lebih bersifat praktis atau terapan, sehingga seakan pandangan dari
Feuerbach ini tidak rasional meskipun Feuerbach mengakui pikiran sebagai benda
akan tetapi yang menjadi permasalahan disini menurut Marx bukan tentang
bagaimana menafsirkan dunia akan tetapi bagaimana merubah dunia, persoalan
merubah dunia inilah yang disebut marx sebagai sebuah solusi praktis dimana
materialisme dalam perannya berada diatas kesadaran manusia sehingga manusia
yang dalam tingkah lakunya selalu berubah ak dihubungkan dengan kemampuannya
dalam mencari kebutuhan materi bagi dirinya. Menurut Marx kasadaran manusia
terus menerus mengalami perubahan, perubahan tersebut akan berjalan selaras
dengan aktivitas manusia untuk mencukupi kebutuhan materialnya seperti
bagaimana mencari makan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya inilah yang
kemudian menurut Marx menjadi faktor penentu kesadaran dan tingkah laku
manusia.
Dan jika materi
dipandang sebagai faktor penentu kesadaran dan tingkahlaku manusia maka
berangkat dari sinilah Karl Marx merumuskan “Materialisme Ekonomis”
dalam rumusan ini Marx menyatakan bahwa kegiatan ekonomi akan berjalan jika
kebutuhan materi mampu memacu manusia untuk beraktivitas dan berkesadaran dalam
memenuhi kebutuhannya. Dan rumusan selanjutnya bila perekonomian mampu merubah
laju sosial budaya dan sejarah kemanusiaan maka akan terbentuklah yang
dinamakan “Materialisme Historis”, Dua rumusan inilah yang menjadi inti
dari materaialisme praktis yang menjadi perbedaan dari model-model materialisme
lainnya sehingga manusia direduksi oleh Marx sebagai harga dari naluri ekonomis
dimana sebuah naluri untuk memproduksi suatu hasil untuk memenuhi
kebutuhan materi manusia, dalam proses dialektika manusia memproduksi suatu
hasil yang kemudian hasil itu akan lepas dari manusia itu sendiri hal ini lah
yang dinamakan (alienasi) dan ketika manusia telah mengalami alienasi ini maka
manusia akan terasing dari hasil yang telah diproduksi oleh manusia itu
sendiri,maka dari itu dibutuhkan penguasaan kembali terhadap hasil produksi
yang telah lepas dari manusia ini, sehingga timbullah penguasaan terhadap
alat-alat produksi. Dan ketika manusia telah berhasil menguasai alat-alat
produksi ini maka manusia telah mencapai hakikat kesadaran dan jati diri kemanusiaannya.
Demikianlah solusi praktis dari Marx tentang materialism dengan mengandalkan
dua rumusan pokok yaitu Materialisme Ekonomis dan Materialisme Historis, Marx
menginspirasi dunia kerja dan para pekerja untuk memberikan arahan dalam
orientasinya dalam bekerja dan yang lebih luas lagi Marx mampu menginspirasi
laju ekonomi dengan rumusan meterialisme historisnya sehingga perekonomian
mampu menentukan laju peradaban umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar