Untuk "Pencipta" filosofisku, simbol,tanda dan makna terliputi dalam wilayahMu.

Rabu, 16 Oktober 2013

Materialisme Sebagai Solusi Praktis (Karl Marx)

Materialisme adalah sebuah paham yang begitu populer di tengah kehidupan manusia, Pertumbuhan laju ekonomi yang semakin deras merupakan jasa dari materialisme yang telah berhasil menanamkan pengaruhya dalam dalam alam fikiran manusia, Produksi yang di imbangi oleh permintaan barang dan jasa yang besar menjadi penopang bagi mengalirnya masyarakat industri. Meski sering dianggap negatif akan tetapi tak bisa kita pungkiri bahwa materialisme memiliki andil yang begitu besar dalam sejarah peradaban umat manusia, Adalah Epikurus (341-270 S.M) yang mengawali lahirnya paham tersebut, menurut Epikurus realitas pokok tersusun atas subtansi yang dinamakan materi, sehingga tidak ada apapun dalam realitas melainkan materi, oleh karena itu ajaran etik tentang paham ini hanya memntingkan mencari kebahagiaan yang bersifat fisik saja. Sebelum Epicurus sudah ada seorang filsuf yang juga memberikan gagasan pembentuk dari paham materialisme ini, yakni Thales.
Thales menganggap setiap unsur dari kehidupan berasal dari air, dan juga ada Demokretos (450-360 S.M) yang menganggap bahwa dunia tersusun dari atom yang tidak bisa dibagi lagi dan tak dapat dipisahkan lagi, semua memiliki kualitas yang sama hanya berbeda dalam bentuk, ukuran dan letak tempatnya. 

Hasil dari pandangan tersebut membuat segala proses kehidupan manusi merupakan suatu proses mekanik, rasa keadilan, cinta dan kasih sayang dapat dijelaskan layaknya mesin-mesin yang sedang bekerja, tiap persoalan adalah benda itu kemudian menjadi hal yang primer yang dalam perkembangannya mendasari perkembangan dari paham meterialisme. Pandangan yang mengunggkapkan bahwa hakikat manusia adalah benda memiliki pengaruh yang besar pada kisaran abad 18 sampa 19, Feuerbach (1804-1872)  menempatkan manusia sebagai hal konkret dan bukan merupan perkembangan dari ide semata, titik tolak pandangan Feuerbach ini terletak dalam pengamatan manusia secara fisik yang mengesampingkan berbagai macam abstraksi-abstraksi metafisis, jiwa adalah hasil dari cetusan jasmani, pengalaman ruhani adalah merupakan hasil dari proses kejadia organik dalam otak, sehingga pengalaman tersebut masih tetap kongkret dikarenakan subtansinya terletak dalam otak sebagai benda. Feuerbach tidak mengakui adanya tuhan, baginya tuhan merupakan suatu proses yang dapat dijelaskan dalam psikologi manusia, yaitu adanya ketakutan manusia akan ancaman dan bahaya dalam hidup sehingga manusia memerlukan tempat untuk berlindung, maka dari sinilah manusia memunculkan tuhan dalam fikirannya. Jadi menurut Feuerbach tuhan merupakan simbol ketidak berdayaan manusia dalam mengatasi alam dan kehidupannya.

Setelah Feuerbach maka muncullah Karl Marx (1818-1883) yang mengkritisi gagasan dari Feuerbach tentang materialism kontemplatif yang dianggap tidak cukup dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, ibutuhkan suatu konsep materialisme yang lebih bersifat praktis atau terapan, sehingga seakan pandangan dari Feuerbach ini tidak rasional meskipun Feuerbach mengakui pikiran sebagai benda akan tetapi yang menjadi permasalahan disini menurut Marx bukan tentang bagaimana menafsirkan dunia akan tetapi bagaimana merubah dunia, persoalan merubah dunia inilah yang disebut marx sebagai sebuah solusi praktis dimana materialisme dalam perannya berada diatas kesadaran manusia sehingga manusia yang dalam tingkah lakunya selalu berubah ak dihubungkan dengan kemampuannya dalam mencari kebutuhan materi bagi dirinya. Menurut Marx kasadaran manusia terus menerus mengalami perubahan, perubahan tersebut akan berjalan selaras dengan aktivitas manusia untuk mencukupi kebutuhan materialnya seperti bagaimana mencari makan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya inilah yang kemudian menurut Marx menjadi faktor penentu kesadaran dan tingkah laku manusia.


Dan jika materi dipandang sebagai faktor penentu kesadaran dan tingkahlaku manusia maka berangkat dari sinilah Karl Marx merumuskan “Materialisme Ekonomis” dalam rumusan ini Marx menyatakan bahwa kegiatan ekonomi akan berjalan jika kebutuhan materi mampu memacu manusia untuk beraktivitas dan berkesadaran dalam memenuhi kebutuhannya. Dan rumusan selanjutnya bila perekonomian mampu merubah laju sosial budaya dan sejarah kemanusiaan maka akan terbentuklah yang dinamakan “Materialisme Historis”, Dua rumusan inilah yang menjadi inti dari materaialisme praktis yang menjadi perbedaan dari model-model materialisme lainnya sehingga manusia direduksi oleh Marx sebagai harga dari naluri ekonomis dimana sebuah naluri untuk memproduksi suatu hasil untuk memenuhi kebutuhan materi manusia, dalam proses dialektika manusia memproduksi suatu hasil yang kemudian hasil itu akan lepas dari manusia itu sendiri hal ini lah yang dinamakan (alienasi) dan ketika manusia telah mengalami alienasi ini maka manusia akan terasing dari hasil yang telah diproduksi oleh manusia itu sendiri,maka dari itu dibutuhkan penguasaan kembali terhadap hasil produksi yang telah lepas dari manusia ini, sehingga timbullah penguasaan terhadap alat-alat produksi. Dan ketika manusia telah berhasil menguasai alat-alat produksi ini maka manusia telah mencapai hakikat kesadaran dan jati diri kemanusiaannya. Demikianlah solusi praktis dari Marx tentang materialism dengan mengandalkan dua rumusan pokok yaitu Materialisme Ekonomis dan Materialisme Historis, Marx menginspirasi dunia kerja dan para pekerja untuk memberikan arahan dalam orientasinya dalam bekerja dan yang lebih luas lagi Marx mampu menginspirasi laju ekonomi dengan rumusan meterialisme historisnya sehingga perekonomian mampu menentukan laju peradaban umat manusia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar