Dalam kenyataan yang kita hadapi tak pernah bagi kita untuk mampu melakukan penilaian terhadap diri sendiri secara utuh tanpa melibatkan peran dan bantuan orang lain, seringkali kita butuh akan penilaian orang lain untuk menilai performa dan kinerja kita baik dalam suatu hal maupun segala hal.Jika kita merasa bahwa hanya orang lain yang dapat menilai kita maka seyogyanya kita juga harus memahami bahwa berbagai upaya orang lain untuk menilai diri kita secara utuh juga tentunya mengalami kegagalan,Hal ini mungkin disebabkan oleh peroses interaksi kita terhadap orang lain yang seringkali muncul sebagai topeng bagi diri kita entah itu disegaja maupun tidak, akan tetapi bahasa,pakaian, gerak tubuh seringkali tidak mengambarkan kenyataan yang sebenarnya dalam diri kita sehingga yang terjadi adalah kesalahan informasi yang diterima oleh orang lain terhadap kita. terlepas dari hal tersebut dalam keadaan saat ini pengakuan dari orang lain merupakan unsur penting bagi kehidupan kita, dan tak mengherankan apabila kita sering melihat orang melakukan segala cara agar mendapatkan suatu pengakuan, maka menurut hemat saya hal tersebut membuktikan bahwa pengakuan merupakan suatu kebutuhan pada zaman ini.
Konsep pengakuan inilah tepatnya yang selalu kita harap dari orang lain terhadap kita, entah pengakuan atas penilaian mereka bahwa kita baik atau buruk maupun bentuk-bentuk pengakuan lainnya, mode pengakuan ini sering kita dapati dalam kehidupan keseharian kita dapat termanifestasi dalam bentuk pengakuan akan kedudukan orang (jabatan), pengakuan akan kualitas perbuatan orang (nilai) bahkan pengakuan terhadap kedaulatan suatu negara yang merdeka. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengakuan selalu dekat dan rapat dengan kehidupan kita, sehingga akan sangat sulit bagi kita untuk melepaskan diri dari bayangan pengakuan yang selalu meliputi kehidupan kita, sehingga menyebabkan terjadinya krisis identitas dalam diri kita jika pengakuan tak kunjung kita dapatkan
Selanjutnya dalam memandang tentang "Pengakuan" Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) memiliki pemikiran yang menarik akan hal ini, dalam kehidupan menurut Hegel, Hal ini bermula ketika seseorang menyadari sesuatu pasti kesadaran tersebut adalah suatu kesadaran akan suatu hal, tidak mungkin kita sadar akan tetapi tidak menyadari apapun, kesadaran selalu tentang suatu hal entah apapun itu yang kita sadari dan tentunya jika kita menyadari akan sesuatu, maka akan secara otomatis kita terserap kepada sesuatu yang kita sadari atau kita perhatikan tersebut, disinilah tanpa kita sadari sang subjek (kita) lenyap dan lebur dalam objek (sesuatu yang kita sadari) maka yang terjadi disini sangat mungkin kita kehilangan kesadaran akan diri kita ketika kita sedang menyadari sesuatu. Akan tetapi terlihat dalam kenyataannya hal tersebut jarang terjadi, adalah hal tersebut tidak terjadi hanya jika kita mampu memunculkan kesadaran akan diri kita ketika kita menyadari sesuatu, kesadaran tersebut muncul dalam bentuk lain, dan bentuk lain inilah yang kemudian dinamakan Hegel dengan "Hasrat (Desire)"
Konsep pengakuan inilah tepatnya yang selalu kita harap dari orang lain terhadap kita, entah pengakuan atas penilaian mereka bahwa kita baik atau buruk maupun bentuk-bentuk pengakuan lainnya, mode pengakuan ini sering kita dapati dalam kehidupan keseharian kita dapat termanifestasi dalam bentuk pengakuan akan kedudukan orang (jabatan), pengakuan akan kualitas perbuatan orang (nilai) bahkan pengakuan terhadap kedaulatan suatu negara yang merdeka. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengakuan selalu dekat dan rapat dengan kehidupan kita, sehingga akan sangat sulit bagi kita untuk melepaskan diri dari bayangan pengakuan yang selalu meliputi kehidupan kita, sehingga menyebabkan terjadinya krisis identitas dalam diri kita jika pengakuan tak kunjung kita dapatkan
Selanjutnya dalam memandang tentang "Pengakuan" Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) memiliki pemikiran yang menarik akan hal ini, dalam kehidupan menurut Hegel, Hal ini bermula ketika seseorang menyadari sesuatu pasti kesadaran tersebut adalah suatu kesadaran akan suatu hal, tidak mungkin kita sadar akan tetapi tidak menyadari apapun, kesadaran selalu tentang suatu hal entah apapun itu yang kita sadari dan tentunya jika kita menyadari akan sesuatu, maka akan secara otomatis kita terserap kepada sesuatu yang kita sadari atau kita perhatikan tersebut, disinilah tanpa kita sadari sang subjek (kita) lenyap dan lebur dalam objek (sesuatu yang kita sadari) maka yang terjadi disini sangat mungkin kita kehilangan kesadaran akan diri kita ketika kita sedang menyadari sesuatu. Akan tetapi terlihat dalam kenyataannya hal tersebut jarang terjadi, adalah hal tersebut tidak terjadi hanya jika kita mampu memunculkan kesadaran akan diri kita ketika kita menyadari sesuatu, kesadaran tersebut muncul dalam bentuk lain, dan bentuk lain inilah yang kemudian dinamakan Hegel dengan "Hasrat (Desire)"